Senin, 09 April 2012

jurnalistik

PENGANTAR JURNALISTIK

Teknik Menulis Artikel Ilmiah Populer

Jurnalisme populer menghendaki dihasilkannya tulisan yang bersifat ilmiah, dan disajikan secara apik/populer, dengan penuturan yang mudah dimengerti. Tulisan seorang jurnalis bukanlah karangan, ia tercipta sebagai kompilasi dari pengumpulan data dan fakta, disusun secara cermat, teratur, dari berbagai sumber.

Istilah ilmiah berarti memiliki keobyektifan yang dalam, berlandaskan suatu metode ilmiah tertentu dalam perolehan datanya. Dukungan data dan fakta di dalamnya akan terasa lebih ilmiah lagi apabila penalaran dan analisa yang dipakau menghasilkan jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ dan ‘Bagaimana’, jadi tidak hanya sebatas dataran teori atau fakta belaka sebagaimana buku-buku teks pelajaran umumnya.

Tulisan imiah kadang diselewengkan menjadi kurang ilmiah karena belum jelas mengungkap ‘Mengapa’ dan ‘Bagaimana’ nya. Ini sering dilakukan oleh sponsor (tersembunyi) yang hendak mengiklankan produknya lewat tulisan yang sebatas hanya membeberkan efek, akibat, dan pengaruh dari penggunaan alat tertentu, tanpa penjelasan lebih dalam. Selain itusering pula tulisan ilmiah popular kedodoran menjadi fiksi Sains, yang dikarang sebagai Fantasy (rekaan) yang mengunakan fakta lmiah namn ditambahi uraian spekulatif imajinatif untuk memunculkan sensasi.

Populer sendiri menyatakan sesuatu yang akrab dan menyenangkan bagi populus (rakyat). Atau disukai orang kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Tulisan yang menarik harus enak dibaca, karena teratur dan lancar bahasanya. Agar mudah dipahami, tulisan hendaknya disampaikan secara sederhana, dengan pemilihan kata yang tepat menyatakan maksud yang sebenarnya.

Ketika Mulai Menulis

Penulis harus menelaah dulu tema yang hendak digarapnya, agar tidak salah tafsir, dan jelas arah penulisannya. Antara tema dengan tulisan yang dihasilkan diharapkan dapat sesuai, dan nantinya didapat jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa, berkaitan dengan tema yang diangkat itu. Selain itu penulis dapat terhindar dari tema yang terlalu luas jangkauannya, karena akan sulit bahkan tidak mungkin digarapnya.

Untuk memudahkan penyusunan bahan, dapat dipakai beberapa pola :

1. Pola pemecahan topik, topik utama dipecah menjadi subtopik yang lebih kecil dan sempit namun merupakan bagian dari topik utama yang perlu dikaji masing-masing.

2. Pola masalah dan pemecahannya, masalah dikemukakan secara jelas dulu, kemudian dipapark penjelasan para ahli atau sumber lain yang menganalisa pemecahannya.

3. Pola kronologi, topik digarap sesuai urut-urutan peristiwa, lalu menjelaskan salah satunya secara lebih dalam.

4. Pola pendapat dan alasan pemikiran, penulis menyampaikan pendapatnya disertai alasan pemikirannya, tentu harus didukung oleh bukti dan evidensi (kenyataan yang mendukung suatu pernyataan) yang meyakinkan.

5. Pola pembandingan, penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan dua aspek atau lebih dalam topic yang diangkat.

Untuk memenuhi kriteria keilmiahan, tulisan harus didukung oleh data dan fakta yang tepat dan akurat. Sumbernya dapat dari wawancara dan studi literatur. Paling tidak penulis menemukan sumber informasi yang dapat membantunya menjawab pertanyaan-pertanyyan yang muncul di benak pembaca. Sumber yang dipakai pun harus dicatat, bahkan dicantumkan jika perlu, untuk mempertegas isinya.

Tidak ada komentar: