Kamis, 26 April 2012

Menikmati Kesedihan

Sesekali menikmati kesedihan dan menguras air mata itu perlu, sebagai proses dari terbentuknya kesadaran semangat dan motivasi. Semangat dan motivasi untuk bangkit dan maju. Bangkit dari keterpurukan, dan maju untuk membuktikan pada dunia bahwa dirinya bisa.


Sesekali menikmati kesedihan dan menguras air mata itu perlu, sebagai bagian dari intermezo kehidupan, melupakan sejenak masalah yang menimpa. Bukan menghindar, bukan pula lari, rehat sejenak dari sekian masalah berat yang akan membuatnya semakin kuat.

Sesekali menikmati kesedihan dan menguras air mata bukan sebagai rutinitas aktivitas, ia hanyalah irama kehidupan yang akan muncul sewaktu-waktu.

Nikmatilah kesedihanmu
Namun jangan sepanjang waktu
Biarkan ia mengalir apa adanya
Sesuai dengan kehendak-Nya

Senin, 23 April 2012

Sesegar Telaga Kautsar


Kebahagiaan hidup di dunia ini bermula dari merasakan halaawatul iimaan (manisnya iman). Dan, halaawatul iimaan adalah buah dari al-Mujaahadah fii thaa’atillh (usaha sungguh-sungguh untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt). Allah memberi karunia halaawatul iimaan kepada hamba-Nya, karena hamba itu terus menerus “merayu” ridha-Nya dengan kemurnian aqidah, kenikmatan beribadah, dan kemuliaan akhlak. Seseorang akan merasakan nikmatnya beribadah   ketika ia konsisten melaksanakan ketaatan kepada-Nya.

Ibarat seorang musafir yang menempuh perjalanan ke suatu tempat. Dia akan merasa senang ketika akan memulai perjalanan. Puncak perasaan senang itu datang saat ia telah sampai ke tempat yang ditujunya.

Diumpamakan juga seperti anak kecil yang diajak berekreasi oleh orang tuanya. Dia akan merasa gembira ketika orang tuanya menjajikan hal itu. Dia akan lebih gembira lagi ketika ia dan orang tuanya mulai bersiap-siap untuk berangkat ke tempat itu. Puncak kegembiraannya adalah pada saat ia sampai ke tempat tujuan.

Begitu juga dengan seorang hamba yang beribadah kepada Allah swt. Dia akan melaksanakan ibadahnya dengan senang hati, khusyuk, dan nikmat. Puncak kenikmatan beribadahnya dirasakan pada saat menjelang kematian. Dia akan merasakan kebahagiaan. Karena itulah pintu pertemuannya dengan Allah swt. Zat yang selalu diibadahinya dengan segenap perasaan tunduk dan cinta selama hidupnya di dunia.

Allah swt, berfirman:
“…Orang-orang yang beriman berkata, ‘Sesungguhnya, orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal…” (asy-Syuura (42) : 45)

Subhanallah, ingatlah bahwa orang-orang beriman akan tetap berkumpul bersama keluarga mereka yang beriman di akhirat nanti. Sementara orang-orng yang tidak beriman, keluarga mereka akan terpisah dan bercerai-berai. Sungguh kehidupan di dunia kita hidup sukses dan bahagia dalam ketaatan kepada Allah, maka di akhirat pun kita akan menjadi orng yang sukses dan bahagia di bwah naungan ridha Allah swt.

Mereka yang sukses di akhirat dimulai dari kesuksesan mereka dalam menjalani hidup di dunia, dan kesuksesan menjalani hidup di dunia adalah dengan menjadi hamba yang bertakwa.

Ali bin Abu Thalib berkata, “Kunci takwa itu ada empat. Pertama, al-khaufu minal jaliil (takut kepada Yang Maha Agung). Kedua, al’amalu bit tanziil (mengamalkan wahyu yang telah diturunkan). Ketiga, al-Qanaa’ atu bil qaliil (merasa puas dengan apa yang ada meski sedikit). Keempat, al-isti’daadu liyaumir rahiil (menyiapkan diri untuk hari kemudian).”

Itu semua benar-benar karunia dari Allah. Ingatlah bahwa mereka yang masuk ke surga bukan karena banyaknya pahala sholat, zakat, puasa atau ibadah mereka yang lain, tetapi semua itu karena rahmat dan ridha Allah swt.

“…tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (al-Hujuraat (49) : 7)

Surga terlalu mahal untuk diperoleh dengan ibadah yang hanya 60-70 tahun usia hidup kita, meski banyak orang yang usia hidupnya kurang dari itu, dan usia yang digunakan untuk beribadahpun tidak mencapai separuhnya. Sementara nikmat yang Allah berikan kepada kita tidak terhitung dengan jumlah angka-angka yang dibuat untuk urusan duniawi.

Akan tetapi, Allah mencintai kita semua. Karena rahmat dan kasih sayang-Nya itulah, Dia memberikan rasa cinta dalam hati kita. Perasaan cinta pada keimanan dan menjadikannya terasa nikmat dan indah bagi orang-orang yang beriman.

Oleh karena itu, semua kenikmatan yang Allah beri pada kita, baik yang ada di dalam diri kita seperti hati, akal, panca indera, maupun di luar diri kita, yang ada di seluruh alam semesta, semuanya adalah fasilitas yang harus dipergunakan untuk beribadah kepada Allah swt, sehingga kita bisa menjadi ‘abdan syakuuran’ (hamba yang bersyukur)
Karena nikmat kita bersyukur, dan rasa syukur itu sendiri adalah nikmat. Mensyukuri setiap nikmat, menikmati rasa syukur, mensyukuri nikmat lagi kemudian menikmati rasa syukur lagi, dan menikmati rasa syukur lagi, dan begitu seterusnya. Sehingga seluruh aktivitas hidup kita tidak lepas dari aktivitas mensyukuri nikmat dan menikmati rasa syukur itu. selama kita bersyukur atas semua nikmat yang Allah beri, selama itu pula hidup akan terasa nikmat.

Kamis, 19 April 2012

AL-MUZZAMMIL


Surat almuzzammil semua ayatnya adalah surat makkiyah. Ada sebagian yang meriwayatkan bahwa bagian penghujungnya adalah pengecualian (madaniyah). Jumlah ayatnya ada 20 ayat. Surat ini mencakup  : arahan-arahan untuk Nabi SAW agar memperkuat badan dan ruhnya hingga mampu mengemban amanah risalah. Kemudian perintah kepadanya untuk bersabar dan mengabaikan orang-orang musyik walaupun mereka melakukan berbagai intimidasi.          
Allah SWT mempersiapkan nabi-Nya yang mulia untuk mengemban risalah paling agung di (seluruh alam) yang ada. Risalah umum yang ditujukan bagi segenap makhluk-Nya hingga Allah mewarisi alam dan seisinya (kiyamat). Namun ia adalah seorang manusia di mana antara ia dengan malaikat ada perbedaan yang sangat jauh secara fisik. Karena itu rosul saw gemetaran dan takut ketika pertama kali bertemu. Beliau pergi menemui Khodijah r.a dalam keadaan seperti terkena demam dan beliau berkata: ”selimuti aku selimuti aku! waktu itu beliau tidak tahu bahwa yan menemuinya di goa adalah Jibril . Yang pernah turun menemui Nabi Musa dan Nabi Isa. Risalah ini turun kepada kaum penyembah berhala,musyrik, fanatik dan taqlid. Dan  Rosul mengetahui itu semua. Adalah Rosul SAW sepertinya mencemaskan hal itu dan merasa betapa beratnya dakwah di masyarakat yang seperti itu.
Maka Allah SWT memanggilnya dengan panggilan tersebut ( di surat Al-muzzammil ) dan dengan firmanNya dalam  " يا أيها المدثر ", panggilan ini merupakan bagian dari cara pendekatan yang lembut dan akrab sesuai dengan sifat (kebiasaan) Allah SWT dalam memanggil nama dari sifat orang yang diajak bicara. Kedua surat ini Al-muzzammil dan Al-muddatsir termasuk surat-surat alquran yang pertama turun. Diriwayatkan bahwa ketika wahyu  turun untuk yang kedua kalinya, jibril as menemukan Rosulullah SAW sedang memakai selimut (qothifah). Maka Jibril menyampaikan kepadanya: “wahai orang yang berselimut, bangunlah di waktu malam!. Di waktu yang lain saat Jibril datang, ia menemukan Rosulullah SAW mengenakan ditsar (jenis selimut) maka Jibril menyampaikan : “wahai yang mengenakan ditsar, bangunlah dan sampaikan peringatan” 
Makna: wahai orang yang berselimut –yang menutup dirinya dengan pakaian  dan berbaring di salah satu sudut rumahnya- bangunlah di waktu malam kecuali sedikit yaitu setengahnya atau lebih sedikit dari itu sehingga menjadi sepertiga atau tambah lagi dikit hingga tidak melebihi dua pertiga. Nabi SAW diperintahkan untuk bangunn di malam hari antara sepertiga hingga dua pertiga malam untuk sholat tahajud “   Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji.

Wahai yang berselimut tinggalkan keadaanmu, bangkitlah untuk bangun malam, dirikan sholat, bacakan alquran dengan tartil dan tadabbur. Ini isyarat bahwa setengah malam itu menunjukan sedikit, disebut sedikit sebagi isyarat bahwa setengah yang dihidupkan sedikit jika dibanding keseluruhan.

Khitob (pembicaraan) ini adalah untuk Nabi saw dan tercakup di dalamnya umat beliau khususnya para pembawa risalah dakwah,prisip dan pemikiran. Pembuat syariat Yang Maha Agung dengan petunjuk dan taujihat Islamiyah yang sempurna ini hendak menyampaikan tarbiyah fisik dan membiasakannya dalam kesulitan dan penderitaan. Dan tarbiyah jiwa dengan keluhurannya dan jauh dari keburukan materi dan kekuatannya yang bisa mendikte fisik dan memaksakan keburukan ke dalamnya. Tentu tidak diragukan lagi bahwa bangun malam adalah berat untuk jiwa, tetapi bisa mendidiknya, menjernihkannya dan melatihnya bersabar. Bangun malam juga menguatkan fisik dan membantunya untuk dapat beramal dan teguh menghadapi kecamuk kehidupan.

Nabi saw dalam dakwahnya ditunggu oleh berbagai kesulitan,kelelahan dan beban. Tameng beliau untuk menghadapi itu semua adalah membiasakan fisiknya untuk memikul kesulitan dan membiasakan ruhnya dengan amal sholeh,tilawah alquran. Andai kaumku mengetahui hal itu, kemudian mereka bekerja untuk mewujudkannya, dan berbahagia dengan kehendak Allah SWT bagi mereka.
Wahai orang yang berselimut, bangunlah di waktu malam kecuali setengahnya atau kurangi sedikit atau tambah sedikit. Bacalah alquran dalam tahajudmu dengan tartil. Bacalah dengan teguh, tadabur, pelan dan tenang, sebab alquran adalah penjernih hati dan kehidupan bagi jiwa.
Nabi saw telah melaksanakan perintah Robbnya, beliau menerapkan adab alquran. Beliau bangun malam, bermujahadah melatih jiwanya. Lalu para sahabat mencontoh beliau hingga warna kulit mereka kusam, fisik mereka lemah, dan kaki mereka bengkak hingga seolah mereka telah melewati batas yang digariskan. Maka Allah SWT menurunkan ”.  Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah;

Dan alquran telah menyebutkan penyebab dari masalah ini maka disampaikan (yang maknanya): wahai Muhammad saw, sesungguhnya engkau memikul risalah paling agung dan mengajak manusia menuju dakwah yang paling besar, menuju kebenaran,kemerdekaan dan kemuliaan. Engkau akan memiliki musuh dan orang yang berdakwah dengan dakwahmu akan memiliki musuh. Karena itu kami perintahkan engkau untuk mempersiapkan jiwa dan ragamu agar mampu memikul risalah ini. Kami akan membebankan kepadamu qoulan (perkataan)  yang berat hentakannya dan keras hantamannya bagi orang-orang kafir dan musyrik. Dan tidak ada yng berguna untuk itu semua kecuali penguatan fisik dan ruh, kecuali tadabur dan memahami alquran.

Seolah ada seorang yang bertanya dengan ragu bahwa bangun malam dan tadabur alquran bisa membantu memikul beratnya beban dakwah, maka (Allah) menjawab bahwa apa yang terjadi pada malam hari berupa bangun, sholat, membaca dan mentadaburi Alqur-an lebih berat tekanannya dan lebih sulit bagi jiwa manusia. Ini tidak diragukan lagi bisa membantu seseorang dalam mengemban berbagai kesulitan dan menguatkannya u bersabar menghadapi berbgai penderitaan. Juga tidak diragukan bahwa malam yang sunyi dan bersih dapat membantu untuk tadabbur dan memahami alquran.

Sesungguhna di siang hari engkau mempunyai pekerjaan yang banyak, berkesinambungan, dan cepat. Maka tiada ada waktu yang tersisa kecuali malam, karena itu manfaatkanlah sebagian dari malam, dan engkau akan mendapatkan kebaikan yang banyak dan keutamaan yang banyak
Dan sebutlah nama Rabbmu serta bertawakkal kepadaNya semata. Putuskanlah apa-apa yang selain dari-Nya sebab mereka tidak akan memberikan manfaat kepadamu.

Demikianlah seorang mukmin yang sempurna tidak akan bertawakkal keculai kepada-Nya dan tidak akan bersandar kepada selain Allah SWT. Itu semua tidak boleh terputus karena Dialah Allah SWT penguasa timur, barat, dan diantara keduanya. Tiada Tuhan selain Dia. Bagaimana tidak harus demikian! Padahal semua yang ada di jagat raya, dari timur sampai ke barat menjadi saksi atas keAdilan KeEsaan Allah SWT, tidak ada Ilah selain Allah SWT, tidak ada yang diSembah selain Allah SWT. Jika demikian halnya maka jadikanlah Allah SWT sebagai penolong, sandarkan dirimu kepada-Nya semata, dalam dakwahmu mengajak makhluk-Nya kepada Islam.

Senin, 09 April 2012

jurnalistik

PENGANTAR JURNALISTIK

Teknik Menulis Artikel Ilmiah Populer

Jurnalisme populer menghendaki dihasilkannya tulisan yang bersifat ilmiah, dan disajikan secara apik/populer, dengan penuturan yang mudah dimengerti. Tulisan seorang jurnalis bukanlah karangan, ia tercipta sebagai kompilasi dari pengumpulan data dan fakta, disusun secara cermat, teratur, dari berbagai sumber.

Istilah ilmiah berarti memiliki keobyektifan yang dalam, berlandaskan suatu metode ilmiah tertentu dalam perolehan datanya. Dukungan data dan fakta di dalamnya akan terasa lebih ilmiah lagi apabila penalaran dan analisa yang dipakau menghasilkan jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ dan ‘Bagaimana’, jadi tidak hanya sebatas dataran teori atau fakta belaka sebagaimana buku-buku teks pelajaran umumnya.

Tulisan imiah kadang diselewengkan menjadi kurang ilmiah karena belum jelas mengungkap ‘Mengapa’ dan ‘Bagaimana’ nya. Ini sering dilakukan oleh sponsor (tersembunyi) yang hendak mengiklankan produknya lewat tulisan yang sebatas hanya membeberkan efek, akibat, dan pengaruh dari penggunaan alat tertentu, tanpa penjelasan lebih dalam. Selain itusering pula tulisan ilmiah popular kedodoran menjadi fiksi Sains, yang dikarang sebagai Fantasy (rekaan) yang mengunakan fakta lmiah namn ditambahi uraian spekulatif imajinatif untuk memunculkan sensasi.

Populer sendiri menyatakan sesuatu yang akrab dan menyenangkan bagi populus (rakyat). Atau disukai orang kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Tulisan yang menarik harus enak dibaca, karena teratur dan lancar bahasanya. Agar mudah dipahami, tulisan hendaknya disampaikan secara sederhana, dengan pemilihan kata yang tepat menyatakan maksud yang sebenarnya.

Ketika Mulai Menulis

Penulis harus menelaah dulu tema yang hendak digarapnya, agar tidak salah tafsir, dan jelas arah penulisannya. Antara tema dengan tulisan yang dihasilkan diharapkan dapat sesuai, dan nantinya didapat jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa, berkaitan dengan tema yang diangkat itu. Selain itu penulis dapat terhindar dari tema yang terlalu luas jangkauannya, karena akan sulit bahkan tidak mungkin digarapnya.

Untuk memudahkan penyusunan bahan, dapat dipakai beberapa pola :

1. Pola pemecahan topik, topik utama dipecah menjadi subtopik yang lebih kecil dan sempit namun merupakan bagian dari topik utama yang perlu dikaji masing-masing.

2. Pola masalah dan pemecahannya, masalah dikemukakan secara jelas dulu, kemudian dipapark penjelasan para ahli atau sumber lain yang menganalisa pemecahannya.

3. Pola kronologi, topik digarap sesuai urut-urutan peristiwa, lalu menjelaskan salah satunya secara lebih dalam.

4. Pola pendapat dan alasan pemikiran, penulis menyampaikan pendapatnya disertai alasan pemikirannya, tentu harus didukung oleh bukti dan evidensi (kenyataan yang mendukung suatu pernyataan) yang meyakinkan.

5. Pola pembandingan, penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan dua aspek atau lebih dalam topic yang diangkat.

Untuk memenuhi kriteria keilmiahan, tulisan harus didukung oleh data dan fakta yang tepat dan akurat. Sumbernya dapat dari wawancara dan studi literatur. Paling tidak penulis menemukan sumber informasi yang dapat membantunya menjawab pertanyaan-pertanyyan yang muncul di benak pembaca. Sumber yang dipakai pun harus dicatat, bahkan dicantumkan jika perlu, untuk mempertegas isinya.