opini

Wacana

Bagi orang yang dibesarkan dalam kebudayaan lisan, pusat dunianya adalah komunalitas masyarakatnya. Kebudayaan lisan adlah kebudayaan mulut dan kuping. Hidup dalam kebudayaan lisan berarti hidup dalam keramaian. Karenanya ia dituntut untuk banyak mendengar.
Sedangkan orang yang dibesarkan dalam kebudayaan tulisan (baca: kebudayaan buku), pusat dunianya adalah ruang kerja dan perpustakaannya. Kebudayaan buku adalah kebudayaan mata dan huruf. Hidup dikelilingi buku berarti hidup dalam kesepian. Karenanya yang dituntut adalah banyak melihat dan menyusun huruf: dari pembaca menjadi penulis dan penulis yang menjadi pembaca. Sekali lagi, kebudayaan buku adalah kebudayaan kesepian yang diperuntukkan bagi kesepian.
Mampukah kita memadukan kedua unsur tersebut…?